Supply Chain Management

Supply Chain adalah sebuah rangkaian atau jaringan perusahaan-perusahaan yang bekerja secara bersama-sama untuk membuat dan menyalurkan produk atau jasa kepada konsumen akhir.

Supply Chain Management adalah manajemen terhadap aliran antar dan diantara tahapan supply chain untuk memaksimalkan profitabilitas keseluruhan supply chain.

Struktur Supply Chain Management Sederhana

Mulai Tahun 1980-an, telah dikembangkan istilah manajemen rantai pasok (supply chain management, SCM). Istilah ini banyak digunakan, walaupun dengan beberapa kerancuan pengertian. Beberapa pihak memberikan definisi/pengertian manajemen rantai pasok sebagai berikut:

a. Lambert (1998), menyatakan bahwa SCM merupakan integrasi atas prosesproses bisnis dari pengguna akhir melalui pemasok awal yang menyediakan produk, jasa, dan informasi yang memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

b. Menurut Simchi-Levi (2002), SCM adalah suatu kumpulan pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan secara efisien antara pemasok, perusahaan manufaktur, pergudangan, dan toko, sehingga barang diproduksi dan didistribusikan pada kuantitas, lokasi, dan waktu yang benar, untuk meminimumkan biaya-biaya pada kondisi yang memuaskan kebutuhan tingkat pelayanan.

c. Menurut Handfield (1999), SCM merupakan integrasi atas kegiatan-kegiatan dalam suatu rantai pasok dengan hubungan yang diperbaiki, untuk mencapai suatu keunggulan bersaing yang berkelanjutan.

d. Chopra & Meindl (2001), berpendapat bahwa SCM mencakup manajemen atas aliran-aliran diantara tingkatan dalam suatu rantai pasok untuk memaksimumkan keuntungan total.

DALAM KENYATAANNYA KITA BERHADAPAN DENGAN SEBUAH NETWORK (JARINGAN) BUKAN SEBUAH RANTAI

SCM sekarang merupakan yang semakin penting pada era perdagangan bebas dan globalisasi. Dalam era tersebut, persaingan bukan lagi produk melawan produk atau perusahaan melawan perusahaan akan tetapi lebih kepada rantai pasok (supply chain) melawan rantai pasok. 
Supply chain yang umum memiliki tahap-tahap:
– Pelanggan 
– Retailer 
– Wholesaler/ Distributor 
– Manufacturer 
– Component/ Raw material suppliers

Fungsi Supply Chain Management

Aktivitas di seluruh rantai pasokan 

Menurut Lambert et. al dalam Croxton (2001), proses-proses bisnis dalam SCM terdiri atas delapan bagian yang meliputi: manajemen hubungan pelanggan, manajemen pelayanan pelanggan, manajemen permintaan, pemenuhan pesanan, manajemen aliran manufaktur, manajemen hubungan pemasok, pengembangan dan komersialisasi produk, dan manajemen pengembalian (return management).
Tantangan dalam Mengelola Supply Chain 
• Kompleksitas Struktur Supply Chain – Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbedabeda (bertentangan?) – Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan.
• Ketidakpastian – Ketidakpastian permintaan – Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas bahan baku, dll – Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerjamesin yang tidak sempurna, ketidakpastian kualitas produksi dll.

Persediaan dapat:
• Menimbulkan biaya 
• Menyembunyikan permasalahan 

Dalam hal ini diperlukan informasi penting karena menyediakan fakta yang digunakan oleh manajer supply chain untuk membuat keputusan memberikan manajer visibility.
Teknologi informasi (TI) terdiri dari alat-alat - perangkat keras & perangkat lunak - digunakan baik untuk mendapatkan kesadaran akan informasi dan menganalisis informasi untuk membuat yang terbaik keputusan untuk rantai pasokan. 


Sasaran IT : 
• Kumpulkan informasi tentang setiap produk dari produksi ke
titik pengiriman atau pembelian dan memberikan visibilitas lengkap untuk
semua pihak dalam rantai pasokan
• Akses semua data dalam sistem dari satu titik-kontak
• Analisis, rencanakan kegiatan dan buat trade off berdasarkan
informasi dari seluruh rantai pasokan

Isu-isu utama dalam pengembangan IT terkait dengan SCM

Peran internet :
• Internet memungkinkan kolaborasi, koordinasi, dan integrasi dalam praktek di lapangan. 
• Dengan adanya Internet pihak-pihak pada supply chain bisa membagi informasi serta melakukan transaksi dengan lebih cepat, murah dan akurat. 
• Informasi penjualan di supermarket atau ritel akan mudah bisa dibagi dengan pihak-pihak yang berada di sebelah hulu supply chain dengan menggunakan Internet. 
• Aplikasi internet dalam konteks supply chain management: – Electronic procurement (e-procurement) – Electronic fulfilment (e-fulfilment)

E-Procurement :
• Aplikasi internet untuk mendukung proses pengadaan 
• Perusahaan otomotif seperti Volkswagen, General Motors, Daimer Chrysler, dll sebagainya menggunakan e-procurement secara ekstensif untuk: – Proses pengadaan bahan baku dan komponen – Item-item yang masuk dalam kelompok MRO (maintenance, repair, and operations) seperti suku cadang,peralatan tulis kantor, dan sebagainya. 
• Dapat digunakan untuk mendukung: – Hubungan jangka pendek: e-Auction – Hubungan jangka panjang (kemitraan)

E-Fulfillment : 
• Lebih pada bagian hilir supply chain 
• Beberapa kegiatan yang termasuk dalam proses fulfilment adalah: – Menerima order dari pelanggan Pelanggan bisa memesan produk melalui telepon, fax, e-mail, atau webbased ordering. – Mengelola transaksi termasuk proses pembayaran. – Manajemen gudang meliputi pengendalian persediaan produk dan kegiatan administrasi gudang secara umum. – Manajemen transportasi Keputusan mode dan rute transportasi termasuk di dalamnya. – Komunikasi dengan pelanggan untuk memberikan informasi status pesanan, dukungan teknis, dan sebagainya .

Studi kasus: Dell Computer 
• Banyak industri membutuhkan kecepatan yang tinggi untuk berkompetisi, termasuk industri komputer 
• Menurut Michael Dell, tantangan utama sebuah yang harus dihadapi pada saat kecepatan menjadi ukuran kritis adalah “Mengubah fokus dari berapa persediaan yang harus disimpan menjadi seberapa cepat dia berpindah atau mengalir”. 
• Perusahaan sering kali harus mengembangkan mekanisme untuk memonitor kecepatan mengalirnya barang atau produk. – Di industri komputer misalnya, setiap chips disertai dengan kode 4 digit yang menandakan tahun dan minggu keberapa chips itu dibuat. Misalnya, 99-23 berarti chips tersebut dibuat pada minggu ke 23 tahun 1999.’

 Kenapa kecepatan ini penting? 
• Menurut Dell, “apabila kita memiliki persediaan untuk 11 hari sedangkan pesaing kita memiliki untuk 80 hari maka pada saat misalnya ada chips baru dari Intel, kita akan bisa memasarkannya 69 hari lebih cepat”. 
• Kecepatan juga penting karena inventory, terutama pada komputer industry, membawa resiko yang besar _ harga material turun sampai 50% per tahun.

Bagaimana Dell meningkatkan kecepatan aliran barang? 
• Salah satu caranya adalah dengan kerjasama dan koordinasi secara dekat dengan supplier. 
• Dengan supplier seperti Sony, yang memproduksi monitor dengan kualitas dan kehandalan yang bagus, Dell tidak perlu menimbun banyak persediaan. 
• Dell tidak perlu melakukan incoming inspection pada monitor yang dikirim oleh Sony karena defect-nya sudah bisa ditekan ke bawah 1000 untuk setiap 1 juta produk. 

Dell menjual komputer langsung ke pemakai akhir. 
“Kita minta Airbone Express atau UPS untuk mengambil 10000 komputer di Texas sehari dan pergi ke Mexico untuk mengambil monitor sejumlah yang sama dari pabriknya Sony. Kemudian, ketika kita semua tidur, mereka merakit komputer dengan monitornya dan kemudian mengirimnya ke pemesan”.

Apa manfaat yang diperoleh dari direct model ini? 
• Inefisiensi berkurang banyak 
• Tidak terjadi distorsi informasi karena rentang antara permintaan dengan supply berkurang secara dramatis. 
• Berkurangnya rentang ini memungkinkan informasi permintaan bisa sampai ke bagian hulu secara lebih cepat sehingga mengurangi variabilitas order, inventory,resiko, dan ongkos. 
• Dell bisa berkata ke Sony ”kita akan mengambil monitor dari anda dengan konsisten dan stabil (predictable)”.  


Sumber :
Chopra, S., and Meindl, P. (2001). Supply chain management: Strategy, planning, and operations. New Jersey - Prentice-Hall. 
Pujawan, I N. (2005). Supply chain management. Guna Widya. Simchi-Levi, D., Kaminski, P., and Simchi-Levi, E. (2000). Designing and managing the supply chain: Concept, strategies, and case studies. Irwin McGraw-Hill. 
Handfield, R., and Nichols, Jr., E. L. (2002). Supply chain redesign: Transforming supply chains into integrated value systems. New Jersey: Financial Times - Prentice Hall. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Latihan Soal Proses Sistem Informasi

Perbedaan Bounded-Buffer, Readers and Writers, and Dining-Philosophers Problem dalam Konsep Sinkronisasi Sistem Operasi